Manajemen Rantai Pasokan merupakan hal yang sangat penting. Ini karena pasokan merupakan barang yang membuat perusahaan tetap berjalan. Jika ada gangguan pada pasokan, maka otomatis cashflow perusahaan akan terganggu pula. Berikut kita coba bahas secara singkat dan jelas tentang manajemen rantai pasokan. Dalam artikel ini kita mengambil contoh perusahaan internasional.

Manajemen Rantai Pasokan

Houte Couture: berasal dari kata Perancis yang artinya High Fashion. Biasa diperagakan di Fashion Week seluruh dunia:

  • New York Fashion Week.
  • Paris Fashion Week.
  • London Fashion Week.
  • Milan Fashion Week.

Diadakan setiap pergantian musim di tempat tersebut. Tempat para fashion designer kelas dunia memperagakan rancangan busananya. Busana ini tidak akan langsung dijual di toko tapi harus memesan, dengan harga ribuan US$.

Fast fashion: busana yang dibuat berdasarkan high fashion dan dapat tersedia langsung di toko pakaian dengan harga yang jauh lebih murah. Diminati karena banyak kalangan yang dapat memakai busana yang sangat mirip dengan apa yang diperagakan di Fashion Week.

Contoh Manajemen Rantai Pasokan: Study case ZARA

Zara merupakan perusahaan dari Spanyol yang menjual pakaian fast fashion. Memiliki lebih dari 1000 toko di 62 negara dengan hasil penjualan US$4.5 billion per tahun. Memiliki 200 in-house designer. Lokasi pabrik tekstilnya dekat dengan kantor pusat Zara, jadi tidak menggunakan pabrik tekstil di Asia.

ZARA Menggunakan teknologi informasi dan teknik supply chain management yang canggih untuk mengendalikan dan mengintegrasikan setiap elemen dari proses, yaitu dari pabrik tekstil hingga ke toko. Akibatnya sebuah kain dapat dijadikan baju hanya dalam waktu 14 hari dibandingkan pesaingnya yang butuh waktu antara 3 hingga 15 bulan.

Karena begitu cepatnya pakaian yang dapat dijajakan di toko maka biasanya setiap 3 minggu model pakaiannya selalu berganti.
Sehingga setiap pelanggan yang masuk merasa memasuki tempat yang baru dengan pilihan yang baru pula. Akibatnya menimbulkan ‘pembelian impulsif’; grab it while you can.

Manajemen Rantai Pasokan : Proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan arus bahan-bahan, informasi, keuangan, dan layanan di dalam maupun antara perusahaan dalam rantai antara pemasok hingga konsumen.

Manajemen Rantai Pasokan Internasional

Alasan perusahaan untuk mengambil sumber dari luar adalah untuk:

1. Menekan harga.
2. Produk yang dibutuhkan perusahaan tidak tersedia secara lokal, sehingga harus diimpor.
3. Pesaing perusahaan menggunakan komponen produk yang berkualitas lebih tinggi.

Offshoring: pemindahan semua atau sebagian kegiatan bisnis atau proses ke luar negeri.

Metode global sourcing:

Wholly owned subsidiary; dapat didirikan oleh perusahaan karena upah pekerja yang rendah dan memasok komponennya ke perusahaan di home country.
Overseas joint venture; didirikan dimana upah pekerja yang rendah atau berkualitas lebih tinggi dibanding di home country untuk memasok komponen ke home country.
Kontraktor independen luar negeri; umumnya di industri pakaian, yaitu perusahaan yang tidak memiliki fasilitas produksi sendiri, seperti DKNY, Nike and Liz Claiborne. Manufaktur asing diberikan kontrak untuk membuat pakaian sesuai dengan spesifikasi mereka.

Permasalahan dalam Manajemen Rantai Pasokan Internasional

manajemen rantai pasokan

Penambahan biaya (dapat) karena:

  1. Pengiriman internasional, asuransi dan kemasan (10-12%).
  2. Pajak impor (0-50%).
  3. Biaya agen (5-15%).
  4. Penyimpanan sementara (5-15%).
  5. Biaya letter of credit (fasilitas kredit yang disediakan oleh bank) (1%).
  6. Biaya perjalanan dan komunikasi internasional (2-8%)
  7. Pengerjaan kembali produk yang tidak sesuai spesifikasi (0-15%)
  8. Etc., etc., etc…..
  9. Fluktuasi mata uang di home country atau juga di host country.

Teknik Produksi Pasokan :Just-in-Time (JIT)

Teknik produksi modern yang berguna untuk meningkatkan kualitas dan menekan biaya. Just-in-time (JIT); sebuah sistem yang ‘seimbang’ di mana hampir tidak ada jeda waktu dan ‘waktu diam’ dalam proses hingga produk barang jadi.

JIT ini mulanya dikembangkan di Jepang dengan konsep menghilangkan penyimpanan (warehousing). Sehingga komponen yang baru keluar dari pabrik langsung dirakit dan dijadikan produk akhir.

JIT ini terbatas hanya untuk memproduksi komponen yang sama secara terus-menerus karena merupakan sistem yang seimbang; seluruh operasinya dirancang untuk memproduksi jumlah komponen yang sama. Karena JIT ini sistem yang seimbang, maka jika satu operasi berhenti, maka seluruh proses produksi juga ikut berhenti.

JIT dibuat dengan tidak memperhitungkan keadaan darurat. Sehingga setiap komponen harus sempurna ketika diterima dan dikirim ke konsumen. Maka dari itu dalam JIT harus ada preventive maintenance (pemeliharaan preventif); yaitu pemeliharaan yang dilakukan secara terencana, bukan ketika mesin telah rusak

Teknik Produksi Pasokan: Total Quality Management (TQM)

Total Quality Management (TQM); sebuah sistem di mana seluruh organisasi diolah sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan kualitas pada setiap bagian produksi dan jasa yang sangat diutamakan oleh konsumen. Untuk membantu mewujudkan TQM ini maka perlu adanya quality circle. Yaitu kelompok kerja kecil yang secara periodik bertemu dan membahas bagaimana meningkatkan kegiatan fungsional dan kualitas produknya.

Teknik Produksi Pasokan Mass Costumization

Teknik ini menggunakan alat sistem manufaktur dan alat bantu komputer yang fleksibel, untuk memproduksi dan menyerahkan produk dan layanan yang customized untuk konsumen berbeda di seluruh dunia.

Contoh:

Dell (komputer);
Hallmark (kartu ucapan);
Adidas (alas kaki);
adiamondisforever.com (cincin berlian);

Teknik Produksi Pasokan Six Sigma

Proses manajemen bisnis yang mengkombinasikan peralatan analisa yang sangat teliti dengan infrastruktur yang sangat jelas dan kepemimpinan dari atas untuk menyelesaiakan masalah dan mengoptimalkan proses.

Dilakukan dengan 5 langkah (secara metodologi):

  • Define (Menjelaskan); siapakah konsumen dan masalah mereka apa.
  • Measure (Mengukur); termasuk mengkategorisasikan karakter kunci, memverifikasi sistem pengukuran, dan mengumpulkan data.
  • Analysis (Analisa); mengkonversikan data mentah ke dalam informasi yang memberikan wawasan ke dalam proses dan mengidentifikasi penyebab kerusakan yang penting dan fundamental.
  • Improve (Meningkatkan); mengembangkan solusi untuk masalah, mengimplementasikan perubahan, dan memeriksa apakah masih perlu ada perubahan lain.
  • Control (Pengendalian); proses yang ‘baru’ dikendalikan dan dimonitor agar terjaga performanya.