Muslim tidak disarankan mengucakpan selamat pagi, atau helo, atau sapaan lainnya. Tetapi kita diperintahkan menyebarkan salam, bahkan menjawabnya adalah wajib. Salam tersebut juga bukan sekedar sapaan, tetapi juga doa.
Coba perhatikan kalimat salam tersebut :
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh
Dalam salam tersebut ada tiga yang kita doakan. Yaitu Keselamatan (Salam), Kasih (Rahmat), dan Berkah (Barokah). Sehingga ketika kita mengucapkan salam ada tiga hal dalam pikiran kita yang kita harapkan kepada saudara kita.
Dalam kata salam tersebut kita mengharapkan berkah di samping salam dan rahmat. Kata berkah, bukan kata kaya, sejahtera, bahagia atau apapun. Bahkan harapan kita akan berkah tidak hanya kita ucapkan pada salam, tetapi juga ketika ada saudara kita menikah (baarokallahu lakuma) dan khotbah jumat (baarokallu li walakum). Betapa berkah sangat penting dalam Islam.
Apakah kata berkah yang dimaksud? Di “SBY, Brunei, dan Apa Arti Berkah” kita menarik kesimpulan bahwa berkah adalah :
Tambahan kebaikan yang mengandung kenikmatan, baik berbentuk kebaikan akhirat maupun dunia.
Tetapi kemudian saya pernah melihat pertanyaan dalam sebuah forum, “Kapan kebaikan tersebut disebut keberkahan dan kapan tidak?”
Ust. Salim A. Fillah, Pengarang buku Lapis-Lapis Keberkahan, pernah mengatakan[1] bahwa :
Makna sejati dari rezeki adalah bukan gaji dan bukan angka, Tetapi rezeki adalah (1) apa yang kita makan sampai habis, (2) apa yang kita pakai sampai usang, dan (3) apa yang kita pakai di jalan Allah. Rezki bagi kita adalah sesuatu yang keluar masuk menjadi kenikmatan.
Lalu disebut rezeki berkah, ketika kita dengan rezeki itu :
1. Semakin taat kepada Allah
2. Semakin khusyu di dalam ibadah
3. Semakin bermanfaat bagi sesama
Maka tambahan kebaikan disebut keberkahan ketika ia membuat kita semakin taat kepada Allah, semakin khusyu dalam ibadah dan memunculkan manfaat bagi sesama. Contoh negatifnya, misalkan saja bisnis kita mengalami ekspansi, tetapi karena bisnis yang semakin besar kita terus memikirkannya sampai lupa kewajiban mita kepada Allah, maka bisnis tersebut tidak berkah.
Selain itu yang penting untuk diperhatikan, bahwa kata berkah[2] berasal dari kata ُاَلْبِرْكَة (Al Birkah) yang secara bahasa bermakna مَجْمَعُ الْمَاء tempat tergenangnya air (kolam air). Kolam yang merupakan tempat tergenangnya air merupakan tempat yang luas, airnya banyak dan tetap.
Air yang banyak dan tenang membawa manfaat besar bagi makhluk, tetapi air yang banyak dan tak terkendali membawa bencana.
Maka di sini penulis dengan agak sedikit lancang memodelkan rumus keberkahan sebagai berikut :
Kemaslahatan – kemudharatan = x; —-> x > 0; maka x = berkah
Artinya selama kebaikan (kemaslahtan) yang ditimbulkan oleh sesuatu masih lebih besar daripada keburukannya (kemudharatan). Maka di situ (x) ada keberkahan. Dengan catatan kemudharatan bukanlah hal yang haram, karena jika haram harus ditinggalkan.
Wallahu ‘alam bis showab
Sumber Pustaka :
[1] https://www.youtube.com/watch?v=NwQUSgE02ys
[2] https://farisna.wordpress.com/2011/06/04/pengertian-kata-%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%B1%D9%83%D8%A9-al-barokah/