Kami, Muamala, adalah sebuah perusahaan jasa yang bergerak dibidang publikasi & pemasaran di dunia digital.
Muamala berawal dari blog yang bernama kafeberkah.xyz, Nama muamala diambil sejak tahun 2019.
Oleh karena itu kita akan membahas asal usul kafeberkah sebagai asal usul muamalatku.
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu. Dan janganlah kau lupa bagianmu di dunia”
(QS AL-Qashash 77)
Apa itu KafeBerkah?
KafeBerkah.xyz adalah “kafe” yang berisi pembahasan tentang pengelolaan keuangan pribadi secara syariah. Menggunakan kata “kafe” karena beberapa motivasi, yaitu :
- Kami ingin mengambil filosofi kopi, yaitu walaupun kopi ada rasa pahitnya tetapi tetap nikmat.
- Kafe identik dengan tempat bersantai, berbincang dan mencari inspirasi.
Sedangkan kata “berkah” kami pilih karena kami ingin membahas tentang bagaimana menciptakan berkah dari harta kita.
Kenapa dibuat?
Ada beberapa masalah yang sedang menimpa umat islam dan menarik perhatian kami. Berangkat dari masalah-masalah tersebutlah kami mencoba membahas tentang literasi keuangan syariah melalui konsep weblog. Adapun masalah tersebut adalah sebagai berikut :
Kesatu : Kemadirian Muslim.
Kita mungkin pernah mendengar bahwa Rasulullah sudah mulai berdagang sejak ia muda, sudah mandiri sejak ia muda. Seakan-akan itu adalah keistimewaan beliau. Padahal, tidak hanya Rasul. pada zaman itu adalah hal yang lumrah seorang pemuda sudah mencari nafkah sendiri.
Kenapa bisa?
Karena waktu itu tidak ada sistem pendidikan publik seperti sekarang. Sistem pendidikan sekarang menyita semua waktu pelajar untuk belajar sebagai ganti untuk masa depan yang sukses. Padahal, seperti yang kita tahu, seorang sarjana belum tentu bisa mengasilkan uang jikalau tidak dapat pekerjaan. Ini karena dia tidak pernah belajar mencari uang sendiri sebelumnya di sekolah. Seakan-akan pendidikan mencari uang masih tabu / tak penting di sekolah.
Padahal dalam konsep islam sendiri, ketika dia baligh seharusnya dia sudah mandiri. Entah apakah dengan dia bekerja, berkebun atau berbisnis. Untuk mencari ilmu kita tidak harus mengorbankan kehidupan finansial kita.
Oleh karena itu weblog ini akan membahas cara-cara alternatif untuk mencari penghasilan juga.
Kedua : Rendahnya literasi keuangan muslim.
Tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia masih rendah. Mayoritas penduduk indonesia adalah muslim, ini berarti umat muslim masih banyak yang buta finansial. Konsekuensi dari buta finansial ini adalah keputusan finansial yang salah, yang mana keputusan finansial yang salah tersebut bisa berbentuk kehilangan potensi keuntungan atau menerima kerugian.
Oleh karena itu diperlukan pengetahuan bagaimana menyikapi uang secara bijak.
Ketiga : Rendanya literasi keuangan syariah.
Berbeda dengan literasi keuangan secara umum (masalah kedua), yang dimaksud literasi keuangan syariah di sini adalah bagaimana Islam mengatur harta kita. Tidak hanya berbicara tentang tabungan syariah, kredit syariah atau asuransi syariah. Tetapi juga berbicara tentang zakat, infaq dan sedekah. Tetapi juga berbicara tentang warisan. Toh, masih banyak umat muslim yang tidak mengikuti aturan syariah dalam warisan.
Oleh karena itu diperlukan ilmu tentang bagaimana syariah mengatur harta kita dan transaksinya. Ilmu itu disebut fiqih muamalah maaliyah. Dengan blog ini penulis akan membicarakan fiqh-fiqh muamalah yang terkait pengelolaan keuangan pribadi.
Keempat : Masih banyak muslim yang miskin dan tak tertanggung.
Di sebagian wilayah di dunia, penduduk muslim adalah penduduk termiskin, misalkan saja beberapa negari di Afrika. Di sebagian wilayah lainnya penduduk muslim adalah penduduk terkaya, misalkan saja beberapa negara di Jazirah Arab. Hal ini menunjukan adanya ketimpangan perekonomian pada umat muslim. Hal yang seharusnya dibasmi oleh ekonomi islami.
Di indonesia sendiri masih banyak muslim-muslim miskin di daerah yang seringkali menjadi sasaran empuk bagi para misionaris.
Pernah suatu ketika penulis mendengar dari seorang mualaf muslim tentang betapa buruknya sistem keuangan masjid dibanding gereja. Tidak semua masjid dan tidak semua gereja tentunya. Menurutnya, orang-orang kristen selalu diperhatikan ekonominya oleh gereja, berbeda ketika ia masuk Islam.
Hal tersebut seharusnya tidak terjadi karena dalam Islam sendiri ada redistribusi harta dengan banyak bentuk. Ada zakat, infaq, sedekah dan wakaf. Selain itu masjid dalam islam adalah pusat peradaban.
Dapat dipahami bahwa Islam sangat memberi perhatian kepada pengelolaan keuangan. Yang mana pengelolaan keuangan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan muslim pada khususnya dan seluruh manusia pada umumnya. Itu juga adalah makna manusia sebagai wakil Allah di muka bumi.
Kelima : Belajar mensyukuri nikmat dan mengembangkannya.
Salah satu hal yang dipelajari dalam pengelolaan keuangan pribadi adalah tentang “neraca” dan net worth. Dua hal tersebut membuat kita “melek” terhadap harta kita, yang seringkali tidak kita sadari ternyata lebih besar daripada yang kita pikirkan.
Dengan selalu memperhatikan keadaan finansial kita, akan membuat kita lebih melek terhadap karunia Allah dan mensyukurinya.
Keenam : Mencgah dan menolong umat muslim dari bencana finansial (mis. utang)
Era industrialisasi membawa kemajuan pesat bagi umat manusia. Mobil yang awalnya dijual sedikit dengan biaya produksi mahal, sekarang diproduksi massal dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Kemajuan tersebut, menurut Seth Godin, tidak datang begitu saja. Era industri memang membawa kemajuan pesat, tetapai era tersebut juga membawa dampak, salah satunya yaitu meningkatnya tingkat konsumsi.
Kalau kita bandingkan dengan beberapa dekade yang lalu, mungkin tingkat konsumerisme sekarang jauh naik. Sebenarnya ini tidak menjadi masalah sampai :
- Infaqnya jadi kurang atau tidak setara dengan meningkatnya pendapatan, dikarenakan konsumsinya naik terus.
- Menumpuknya utang untuk keperluan konsumtif.
Ketujuh : Menciptakan kemandirian umat muslim.
Tidak hanya melalui kesadaran ZIS, umat muslim yang sadar untuk menabung dan berinvestasi akan meredistribusi hartanya untuk diputarkan pada perekonomian nyata. Hal tersebut akan membawa keberkahan bagi umat itu sendiri.
Kedelapan : Menciptakan keberkahan
Tujuan akhir dari semua dari tujuan di atas adalah untuk menciptakan keberkahan. tentunya sebagai muslim, kita berharap harta kita tidak hanya membawa kebaikan di dunia tetapi juga kebaikan di akhirat, bukan?
Bayangkan jikalau setiap muslim bisa menciptakan aset amal jariyah, tidak peduli dia orang kaya atau bukan.
Kedelapan alasan di atas itulah yang menjadi alasan kami menulis KafeBerkah. Untuk mencoba membantu menyelesaikan masalah-masalah tersebut, KafeBerkah mempunyai visi :
Menjadi media dakwah sekaligus rujukan yang membantu para muslim untuk mendapat kehidupan finansial yang baik
dan visi tersebut kami ringas menjadi sebuah motto :
Menyajikan secangkir inspirasi keuangan syariah untuk gaya hidup berkah.
Bismillahirahmanirahim. Barakallah fii KafiBarkah.