“Kapan kamu nikah?”
Pertanyaan itu akan sering terdengar akhir-akhir ini. Apalagi jika Anda generasi tahun 90-95. Memang umur-umur segitu adalah waktu (20-an) yang paling umum untuk menikah. Karena kalau tidak umur segitu kapan lagi. Apalagi para wanita yang selalu dipandang nikah lebih cepat dibanding pria.
Memang hal ini merupakan salah satu penyebab kegalauan bagi pemuda di Indonesia. Bahkan mereka yang sedang berpacaran umur 20-an pun pasti tidak terlepas dari pembicaraan seperti itu. Karena yang mereka butuhkan bukan lah pasangan dalam pacaran, melainkan pasangan dalam rumah tangga.
Tapi terkadang masalah menunda pernikahan yaitu klasik:
Masalah finansial
Nikah di Indonesia memang tidaklah murah. Karena memang ini sudah merupakan budaya turun temurunm bahwa nikah harus ada “hura-huranya”. Apalagi kalau pakai acara adat, beban biaya bisa bertambah lagi.
Untuk menikah kita di Indonesia kita harus menabung bertahun-tahun baru bisa. Memang terkadang hal inilah yang menimbulkan masalah seperti tertundanya pernikahan. Dan tertundanya pernikahan bisa menimbulkan masalah lainnya.
1. Untuk Mempersiapkan Pernikahan Kita Harus Menabung Beberapa Bulan atau Tahun Sebelumnya.
Pesta Pernikahan di Indonesia seperti peristiwa yang sangat besar sekali. Sehingga pesta juga harus mempunyai persiapan yang besar.
Tidak hanya besar namun juga detail. Banyak detail yang harus kita pikirkan mulai dari gedung, dekorasi, pakaian seragam, pakaian mempelai, undangan, tata ruang, makanan dan seterusnya.
Hal-hal tersebut hampir mustahil jika direncanakan hanya seminggu sebelum pesta pernikahan. Yang ada persiapan bisa memakan waktu berbulan bahkan setahun sebelumnya. Untuk pakaian saja bisa memakan waktu 3 bulanan.
2. Bahkan ada Gedung yang Harus Dipesan di Tahun Sebelumnya
Tidak mengherankan jika ada teman yang akan nikah tahun depan tapi sekarang sudah sibuk. Biasanya di saat-saat musim nikah seperti bulan syawal, WO dan Gedung akan ramai. Bahkan mungkin sudah full booked sebulan sebelumnya. Maka tidak heran jika sudah ada yang memesan di tahun sebelumnya.
3. Biaya Yang Dibutuhkan Tidak Sedikit Sehingga harus Mempersiapkannya
Persiapan pesta pernikahan yang besar seperti yang dijelaskan di atas tentu tidak murah. Makan tidak mengherankan jika ada jomblo atau orang yang sudah berpacaran lama tapi belum menikah-menikah. Itu dikarenakan mereka harus mengumpulkan uang terlebih dahulu untuk menikah.
Lulus Kuliah, baru kerja 3 bulan belum tentu bisa langsung menikah karena besarnya biaya pesta pernikahan.
Karena Nikah di Indonesia bisa memakan puluhan sampai ratusan juta rupiah
4. Orang Tua juga Mengeluarkan Biaya Yang tiak Sedikit untuk Resepsi
Pernikahan di Indonesia juga tidak jarang dikarenakan orang tuanya yang pengen lihat anaknya menikah. Padahal anaknya mungkin masih santai mengumpulkan uang untuk modal nikah.
Dan seringkali di Indonesia, justru Orang Tuanya lah yang paling banyak mengeluarkan biaya untuk menikah. Ironisnya aset seperti tanah dan perhiasan yang dijual untuk membiayai nikah anaknya. Ironisnya lagi kalau itu hanya didasarkan untuk gengsi semata.
5. Biaya Yang Besar Tersebut Habis dalam Hitungan Jam, Padahal Kehidupan Setelah Menikah Membutuhkan Lebih Banyak Biaya
Setelah lama menabung berbulan-bulan, menjual barang yang dimiliki, bahkan sampai berhutang, kemudian semua itu hanya habis dalam hitungan saja. Puluhan hingga ratusan juta habis dalam hitungan jam. Belum lagi kalau banyak makanan yang mubadzir.
Padahal kalau kita mau jujur biaya setelah pernikahan justru lebih besar dan lebih penting. Biaya seperti tempat tinggal, makan sehari-hari, air, listrik, internet, dan banyak kebutuhan lainnya.
Memang mau menikah mewah tapi tidak tinggal di rumah sendiri, atau nikah mewah tapi harus terlunta-lunta habis itu.
Memang seringkali manusia, nafsunya mengalahkan logikanya.
6. Dan Belum Tentu Semua Orang yang Datang ke Resepsi Kita Kenal
Ini juga yang terkadang menjadi ironi lainnya. Kita mengundang banyak orang yang kita tidak kenal. Bahkan tidak menjadi begitu masalah apakah orang-orang tersebut tahu kita sudah menikah apa belum.
Tujuan dari resepsi pernikahan dalam Islam adalah mengumumkan bahwa para mempelai sudah halal dan menjadi suami-istri. Selain itu sebagai unjuk rasa kesyukuran. Ingat, kesyukuran, bukan hura-hura.
Lebih ironi lagi kalau yang diundang hanya orang kaya saja dan orang terkenal. Justru orang-orang seperti mereka biasanya tidak akan banyak menghabiskan makanan yang sudah disediakan, karena mereka sudah biasa makan enak sendiri. Justru orang-orang miskin lah yang jarang memakan menu seperti yang ada di pesta pernikahan.
7. Ingin Sih Nikah dengan Cara Sederhana, Tetapi Biasanya Orang Tua yang Kurang Setuju
Tidak sedikit anak muda yang ingin menikah sekarang dengan cara sederhana. Mereka sadar bahwa sudah tidak baik lagi menunda pernikaham. Tapi apa mau dikata terkadang ada pihak lain yang justru tidak sama idealismenya dengan kita.
Yang patut ditanamkan dalam pikiran kita adalah bahwa kitalah yang akan menjalankan pernikahan ke depannya. Bukan orang lain. Memang kita membutuhkan orang lain sebagai makhluk sosial. Tetapi bukan berarti kita harus didikte orang lain dalam mengambil keputusan besar dalam hidup kita.
Bermegah-megahan termasuk kesalahan di hari pernikahan. Menggunakan sesuatu lebih dari apa yang kita butuhkan itu termasuk mubadzir.
Semoga para pemuda yang sudah masuk hukum wajib untuk menikah dimudahkan oleh Allah swt.