Konflik Sejarah Peradaban Islam – Umat Islam diizinkan berperang dengan dua alasan:
- Untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya dan
- Menjaga Keselamatan dalam penyebarab kepercayaa dan mempertahankannya dari orang-orang yang mnghalang-halanginya.
Perang Badar
Pada tanggal 8 Ramadhan tahun ke-2 H, nabi bersama 305 orang muslim bergerak keluar kota membawa perlengkapan yang sederhana. Di daerah badar, kurang lebih 120 km dari madinah, pasukan nabi bertemu dengan pasukan Quraisy ydengan jumlah antara 900-1000 orang. Dalam perang ini Muslimin-lah yang menang.
Perang Uhud
Setelah kekalahan pada medan Badar. Pada tahun 3 H, mereka berangkat dengan membawa pasukan tidak kurang dari 3.000 pasukan berkendara Unta, 200 pasukan berkuda dibawah komando Khalid ibn Walid, 700 orang di antara mereka memakai baju besi.Nabi Muhammad menyongsong mereka dengan membawa pasukan berjumlahkan sekitar 1.000 orang . Namun baru saja melewati batas kota, Abdullah bin Ubay, seorang Munafik dengan 300 orang yahudi membelot dan kembali ke Madinah. Mereka melanggar perjanjian yang dibuat dengan kaum Muslim sebelum itu. Rasulullah tetap melanjutkan dengan 700 yang tersisa.
Secara garis besar peperangan 700 melawan 1.000 ini adalah berikut;
- Prajurit-prajurit Islam dapat memukul mundur 1.000 pasukan tersebut dengan strategi yang jitu. Yaitu dengan menempatkan sekelompok pemanah diatas bukit dan membatu para prajurit yang sedang berjuang dibawahnya.
- Kemenangan sudah diambang pintu. Para prajurit Islam mulai memunguti hasil rampasan perang. Pada strategi tersebut, para pemanah tidak dibolehkan turun bukit untuk mengambil rampasan perang sampai perang usai. Tetapi tidak demikian, sebagian besar pemanah turun. Khalid yang mengetahui kesempatan itu segera mengkomando pasukan untuk menyerang pos di atas bukit tersebut yang tinggal beberapa pemanah.
- Setelah tragedi tersebut pasukan Islam porak poranda. Banyak dari pasukan islam yang mulai berguguran, bahkan seseorang dari pasukan kafir Quraisy dapat melukai Nabi Muhamad, padahal saat itu ada beberapa Sahabat-sahabat yang berusaha melindungi Beliau.
Perang ini berakhir dengan 70 orang syahid di medan laga.
Pengkhianatan Abdullah bin Ubay dan pasukan Yahudi diganjar dengan tindakan tegas. Bani Nadhir, suku Yahudi yang tinggal di Madinah, diusir ke luar Madinah. Kebanykan mereka mengngsi ke Khaibar, salah satu pusat Yahudi di Jazirah Arab.
Pra-perang Khandaq (Ahzab)
Masyarakat Yahudi yang mengungsi ke Khaibar itu kemudian mengadakan kontrak dengan masyarakat Makkah (kafir Quraisy) untuk bersekutu Menyerang Madinah. Mereka membentuk sekutu dengan jumlah pasukan 24.000. mereka bergerak menuju Madinah pada tahun ke-5 H. Atas usul Salman Al-Farisi, nabi memerintahkan menggali parit untuk pertahanan.
Perang Khandaq (Ahzab)
Sekutu telah datang ke Madinah. Tetapi mereka tertahan dengan parit yang sudah dibuat oleh kaum muslimin. Namun, mereka mengepung Madinah dengan mendirikan kemah-kemah di luar parit hampir sebulan lamanya. Dalam suasana kritis itu, orang-orang Yahudi Bani Quraizah di bawah pimpinan ka’ab bin Asad berkhianat. Hal ini membuat umat islam makin terjepit. Setelah sebulan pengepungan, angin, dan badai turun amat kencang, menghantam dan menerbangkan kemah-kemah dan seluruh perlengkapan tentara sekutu. Mereka terpaksa menghentikan pengepungan dan kembali ke negeri mereka masing-masing tanpa hasil apa pun. Sementara itu, pengkhianat-pengkhianat Yahudi Bani Quraizah dijatuhi hukuman berat, hukuman mati.
Perjanjian Hudaibiyah
Pada tahun ke-6 H, Nabi memimpin sekitar 1000 kaum Muslimin berangkat ke makkah. Sebelum tiba di Makkah mereka behenti di Hudaibiyah, beberapa kilometer dari makkah. Penduduk makkah tidak mengizinkan mereka masuk kota. Akhirnya, diadakan perjanjian yang dinamakan perjanjian Hudaibiyah yang isinya antara lain :
- Kaum muslimin boleh mengnjungi ka’bah tetapi ditangguhkan sampai tahun depan.
- Lama kunjungan hanya dibatasi sampai 3 hari saja.
- Kaum muslimin wajib mengembalikan orang-orang makkah yang melarikan diri ke Madinahsedang sebaliknya, pihak Quraisy tidak harus menolak orang madinah yang kembali ke Mekkah,
- Selama sepuluh tahun diberlakukan gencatan senjata antara masyarakat Madinah dan Makkah, dan
- Tiap Kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kaum Quraisy atau kaum Muslimin, bebas melakukannya tanpa rintangan
Masa Gencatan Senjata dengan Mekkah
Masa genjatan senjata dimanfaatkan oleh Nabi untuk menoleh ke negar lain sambil memikirkan bagaiman cara mengislamkan mereka. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mengirimkan beberapa utusan ke berbagai daerah. Ada yang menolak dengan baik dan simpati, tetapi ada juga yang menolak dengan kasar, seperti yang dilakukan oleh Raja Ghassan.
Utusan yang dikirm Nabi dibunuh dengan kejam oleh Raja Ghassan. Untuk membalas perlakuan ini, Nabi mengirim pasukan perang sebanyak 3000 orang. Peperangan terjadi di Mu’tah, sebelah utara Jazirah Arab. Psukan islam mendapat kesulitan menghadapi tentara Ghassan yang mendapat bantuan dari Romawi. Beberapa pahlawan gugur melaean pasukan berkekuatan ratusan ribu orang. Melihat kenyataan yang tidak berimabang ini, Khalid bin Walid, yang sudah masu islam, mengambil alih komando dan memerintahkan pasukan untuk menarik diri dan kembalik ke Madinah.
Pelanggaran Hudaibiyah dan Fathu Mekkah
Selama dua tahun perjanjian Hudabiyah, dakwah islam ke penjuru Jazirah Arab telah memperkuat kaum Muslimin. Hal ini ternyata membuat orang-orang mekkah merasa terpojok. Secara sepihak mereka membatalkan perjanjian tersebut. Melihat kenyataan tersebut, Rasulullah segera bertolak ke Makkah dengan membawa 10.000 pasukan. Rasulullah dan umatnya mendapat kemenangan tanpa perlawanan yang berarti
Pasca Fathu Makkah (Perang Hunain)
Sekalipun Mekkah sudah takluk, masih ada dua suku besar arab yang masih menentang, yaitu Bani Tsaqif di Thaif dan Hawazin diantara Thaif dan Mekkah. Kedua suku ini berkomplot untuk memerangi kaum muslimin . Nabi mengerahkan kira-kira 12.000 orang menuju Hunain untuk meghadapi mereka, dan kaum muslim pun memperoleh kemenangan.
Perang Tabuk
Dengan ditakluannya Bani Tsaqif dan Hawazin Jazirah Arab berada di bawah komando Rasulullah. Melihat kenyataan ini Heraklius menyusun pasukan besar di utara Jazirah Arab, Syria, yang merupakan daerah pendudukan Romawi. Dalam pasukan besar itu, bergabung Bani Ghassan dan Bani lachmides. Kaum Muslim juga datang dengan Jumlah pasukan yang cukup besar. Melihat besarnya psukan yang dipimpin Nabi, tentara romawi menjadi kecut. Akhirya mereka menarik dir ke daerahnya. Nabi tidak melakukan pengejaran, tetapi berkemah di Tabuk. Di sini belia membuat perjanjian dengan penduduk setempat. Dengan demikian, daerah perbatasan itu dapat dirangkul kedalam barisan islam. Perang Tabuk merpakan perang terakhir yang diikuti Rasulullah
Epilog dari sebuah Prolog Peradaban Islam
Pada tahun ke-9 dan 10 H. Banyak suku dari berbagai pelosok Arab mengutus delegasinya kepada Muhammad menyatakan ketundukan mereka. Masuknya orang mekkah kedalam islam rupanya mempunyai pengaruh besar bagi penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun ini disebut Tahun Perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud; peperangan antarsuku yang berlangsung tela berubah menjadi persaudaraan seagama.
Sumber : Sejarah Peradaban Islam
karya : Dr. Badri Yatim, M.A.