Pengawasan perbankan, berdasarkan hasil dari riview bank yang sedang berlangsung, melayani kepentingan public sebagai salah satu factor kunci dalam menjaga stabilitas dan kepercayaan terhadap sistem keuangan. Pada bab ini membahas hubungan antara analisis risiko perbankan dan proses pengawasan. Metodologi untuk riview pengawasan bank harus sama degan yang digunakan oleh analisis sector swasta, auditor eksternal, atau manajer risiko bank itu sendiri, kecali focus analsisi agak berbeda.

Pengawasan bank merupakan bagian intergral dari proses yang lebih luas dan terus menerus. Biasanya mencakup pengawasan off-site dan pemeriksaan di tempat. proses ini meliputi pembentukan kerangka hukum untuk sector perbankan, penunjukan otoritas pengaturan dan pengawasa, definisi kondisi lisensi dan kriteria, dan diberlakukannya peraturan yang membatasi tingkat risiko bahwa bank diperbolehkan untuk mengambil langkah lainnya yang diperlukan termasuk pembentukan kerangka kerja untuk pelaporan kehati-hatian dan pengawasan off-site dan pelaksanaan kegiataan ini, diikuti dengan pengawasan di tempat. Hasil pemeriksaan ditempat memberikan masukan bagi institusi pengembangan bank dan untu perbaikan regulasi dan lingkungan pengawasa.

Sebagai tambahan pengawasan yang efektif, factor lain yang diperlukan untuk stabilitas sistem perbankan, sistem keuanga dan pasar termasuk suara dan kebijakan ekonomi makro berkelanjutan, sector keuangan yang berkembang dengan infrastruktur yang baik, disiplin pasar yang efektif dan sector jaringan pengamanan perbankan yang memadai.

Proses Analisis Resiko Bank

Tujuan utama dari proses ini adalah untuk menghasilkan satu set rekomendasi, jika diterapkan dengan benar, hasilnya akan aman, sehat, dan berfungsi dengan benar perantara keuangannya.

Sebuah tinjauan analisis biasanya terdiri dari riview kondisi keuangan dan isu-isu spesifik yang berhubungan dengan risiku eksposur dan manajemen risiko. Selain membverifikasi kesimpulan yang dicapai selama ulasan off-site, ditempat ulasan menutupi jumlah yang jauh lebih besar dari topic dan lebih peduli dengan aspek kualitatif, termasuk ketersediaan dan kualitas manajemen informasi. Pertanyaan yang diajukan selama semua fase dari tinjuan analitik harus focus pada apa yang terjadi, menagap hal itu terjadi, dampak dari event atau tren, respond an strategi dari manajemen bank, rekemondasi analisis, dan kelemahan teridentifikasi. Lampiran D merangkum garis khas untuk off site dan on-site ulasan analitis atau laporan diagnostic bank.

Alat analisis termasuk tabel rasio dan grafik yang berdasarkan proses input data. Rasio ini menghubungkan ke struktur neraca, profitabiltas, kecukupan modal, resiko kredit dan pasar, likuiditas, dan risiko mata uang. Secara bersama-sama, mereka membentuk satu set rasio lengkap yang biasanya dikenakan pengawasan off-site. Tabel memungkinkan analis untuk menilai efektivitas dari proses manajemen risiko dan untuk mengukur performa. Digabungkan dengan infromasi kualitatif yang diperoleh dari kuisoner.

Tabel statistic ini membuat materi bahan baku berada di analsisi mana berdasarkan laporan off-site. Grafik memberikan hasil representasi visual dan snapshot dari situasi saat ini di bank. Mereka juga dapat digunakan selama pengawasan off-site sebagai titik awal untuk pemeriksaan tempat. Selama operasi mereka, bank bergantung pada beragam risiko.

Secara umum, risiko perbankan dikategorikan kedalam empat berikut:

  • Risiko financial,

  • Risiko operasional

  • Risiko bisnis

  • Risiko peristiwa

Resiko yang melekat dalam perbankan garus dikenali, dipantau, dan dikendalikan. Beberapa risiko keuangan dikendalikan ketika regulator menetapkan pedoman kehati-hatian untuk jenis tertentu dari pemaparan. Efektifitas manajemen bank pada risiko finansial, pemantauan risiko eksposur, dan sesuai dengan pedoman kehati-hatian pengawasan bank membentuk tulang punggung dari proses pengawasan, baik tidak maunpun di tempat. Peraturan, bagaimanapun, dapat menjadi mahal bagi bank. Cara di mana regulator menerapkan fungsi mereka menentukan dampak dari peraturan terhadap pasar serta biaya mereka. Biaya meliputi penyediaan informasi kepada regulator, pemeliharaan sistem internal suatu lembaga yang mengukut risiko dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan, dan keputusan usaha tertentu yang mengurangi profitabilitas bank. Sebagai tambahan regulassi biaya langsung, biaya tersembunyi juga ada, seperti terganggunya bank untuk berinovasi atau menyesuaikan dengan cepat terhadap perubahan kondisi pasar, yang mungkin mencegah dari memanfaatkan keunggulan komparatif atau posisi kompetitif.

Sehubungan dengan risiko operasional (dengan pegecualian risiko strategi bisnis), regulator biasanya menetapkan pedoman dimana bank diharapkan untuk mengikutinya. Kepatuhan terhadap pedoman dikenakan kepada pengawasan, biasanya sebagai bagian dari pemeriksaan di tempat. Strategi bisnis bank juga diberi perhatian. Awalnya, sebagai bagian dari proses perizinan, pihak berwenang meninjau dan mendukung strategi bisnis bank. Strategi dan implikasi risiko selali dibahas selama proses dari pemeriksaan di tempat dan kemungkinan dalam konteks pengawasan tidak ditempat. Di banyak Negara, manajemen senior wajib memnuhi pertemuan triwulan dengan otoritas pengawas untuk membahas strategi bisnis bank. Ini sering terjadi bagi bank besar yang memiliki potensi untuk menganggu stabilitas pasar.

Kategori risiko bergantung kepada lingkungan bisnis yang mungkin atau tidak termasuk dalam ruang lingkup otoritas pengawasan. Pihak berwenang berhubungan dengan erat dengan banyak aspek kunci dari lingkungan bisnis bank. Namun, peraturan masuk dan perizinan secara efetif menentukan struktur sistem bank dan tingkat dan sifat kriteria persaingan. Kriteria untuk mengeluarkan perizinan harus konsisten dengan pengawasan yang sedang berlangsung yang sedang diterapkan. Jika otoritas pengawas berbeda dengan otoritas perizinan, pembuat harus memliki hak yang legal untuk memiliki pandangan yang dianggap.

Otoritas moneter juga berperan sebagai fungsi kritis dalam menentukan lingkungan bisnis. Pilihan, desain, dan kegunaan dari peraturan moneter mengukur dan instrumen yang erat terkait dengan kondisi sistem perbankan, sifat dari persaingan bank, dan kapasitas dari sistem bank untuk berinovasi. Dalam pilihan dan penggunaan instrument kebijakan, pertimbangan pragmatis (yang menyiratkan koneksi untuk otoritas pengawas) adalah yang terpenting. Hal ini untuk melihat tidak hanya pada kebijakan tertentu atau tindakan, tetap pada konteks di mana mereka diterapkan . kebijakan serupa dapat ditransmisikan, tetapi bekerja dengan cara yang berbeda, tergantung pada struktur, kondisi keuangan, dan dinamika sistem perbankan dan pasar. Otoritas pengawas tidak terlibat dengan aspek-aspek lain dari lingkungan bisnis yang memiliki implikasi untuk risiko, seperti kebijakan ekonomi makro, yang sering menentukan pasokan dan permintaan dari risiko Negara. selain itu, pemerintah biasanya tidak peduli dngan lingkungan pajak (yang secara langsung mempengaruhi garis bawah bank), kerangka hukum, atau infrastruktur sector keuangan (termasuk sistem pembayaran dan pendaftaran), tetapi mereka mungkin sangat berpengaruh dalam mangusulkan perubahan dan perbaikan di daerah-daerah.

Otoritas pengawasan juga penting sehubungan dengan risiko event. Sementara risiko ini tidak dapat diramalkan dan seringkali tidak dapat dicegah, pihakk berwenang berperan sebagai peran penting dalam mengevaluasi dampaknya terhadap status dan kondisi sistem perbankan dan pasar. Mereka juga memastikan bahwa pengaturan yang tepat diletakan di tempat untuk meminimalkan dampak dan tingkat gangguan, untuk memobilisasi otoritas lain untuk menangani secara efektif dengan konsekuensi dari persitiwa tertentu, dan pada akhirnya untuk mengawasi institusi yang gagal.

Proses Pengawasan Bank

Semua sistem perbankan setidaknya memiliki satu regulator dan satu otoritas pengawas (supervisory authorities). Tetapi tempat, struktur, dan kekuatan penegakan, dan tanggung jawab spesifik dari setiap otoritas berbeda-beda. Di kebanyakan negara, regulator dan pengawas untuk sektor perbankan dipegang oleh bank sentral, tetapi tren sekarang adalah mengumpulkan segala pengawasan keuangan dalam entitas yang berbeda dari bank sentral. Tanggung-jawab pengawasan bank biasanya meliputi :

  • Penerbitan dan penarikan lisensi perbankan pada exclusive basis

  • Penerbitan dan penegakan kebijakan dan standar

  • Otoritas untuk menulis perintah dan mendapatkan laporan periodik

  • Pengukuran denda dan penalti dan inisiasi dari aksi darurat, termasuk perintah cease dan desist, penghapusan manajemen dan perintah suspensi, dan imposisi conservatorship;

  • Penutupan dan likuidasi Bank-bank.

Dalam rangka untuk menjadi efektif otoritas pengawas harus mempunyai kekuata hukum yang memadai dan otonomi yang mencukupi. Kemampuan ini dibutuhkan untuk menahan tekana dari pemerintah yang tak semestinya, dan juga bank, para pemegang sahamnya, depositor, kreditor, peminjam dan lain-lain yang menggunakan jasa keuangan.

Sistem pengawasan yang efektif meliputi dua aktivitas yaitu, pengawasan di luar tempat (off-site surveillance) dan pemeriksaan di tempat (on-site examination). Pengawasan di luar tempat pada dasarnya adalah alat untuk pendeteksian awal yang didasarkan pada analisis dari data keuangan yang disediakan bank. Pemeriksaan di tempat adalah sebagai pelengakap dari pengawasan di luar tempat yang akan memungkinkan memeriksa detail dan menilai kelansungan hidup bank di masa depan.

Pengawasan Bank di luar tempat (Off-site Surveillance)

Tujuan utama dari off-site suveillance adalah untuk memonitor kondisi dari suatu bank, kelompok bank yang serupa (peer groups), dan sistem perbankan. Berdasarkan penilaian ini performa suatu bank akan di bandingkan dengan bank lain yang serupa dan dengan sektor bank secara menyeluruh. Maksud dari kegiatan komparasi tersebut adalah untuk mendeteksi penyimpangan yang signifikan atau tidak dalam suatu bank dengan bank lain maupun sektor perbankan secara keseluruhan. Proses ini akan menyediakan indikasi awal bilamana ada masalah bank, juga dengan masalah sistemik, dan membantu dalam memprioritaskan sumber daya pengawasan yang langka dalam area atau aktivitas yang mengandung resiko lebih besar.

Offsite monitoring sangat bersandar pada laporan keuangan dalam format khusus yang dipesan oleh otoritas. Laporan tersebut disediakan oleh bank sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Format dan detail laporan berbeda-beda di negara. Tetapi kebanyakan pada intiya otoritas-otoritas tersebut mengumpulkan data dan informasi berupa likuiditas, capital adequacy, kualitas asset, exposure, rate pasar, mata uang, risiko pasar, pendapatan dan keuntungan, dan struktur neraca. Analisis dari data-data tersebut akan menyediakan detail dari keterbukaan bank terhadap risiko mana yang paling besar kemungkinannya dan seberapa besar kapasitas bank dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Keterbatasan :

  • Kegunaan dari laporan sangat bergantung pada kualitas sistem informasi internal bank dan keakuratan dalam pelaporannya.

  • Laporan mempunyai standar dalam formatnya sehingga ada kemungkinan adanya risiko-risiko lain yang tak terdeteksi.

  • Laporan tidak dapat menyampaikan semua faktor yang mempengaruhi manajemen risiko, seperti halnya kualitas pengelolaan personell bank, kebijakan, prosedur dan sistem internal.

Pemeriksaan Bank di tempat (on-site examination)

On-site examination memungkinkan otoritas untuk:

  1. Memvalidasi informasi yang didapatkan dari off-site surveillance

  2. Menetapkan diagnosis dan sebab pasti dari sebuah masalah yang ada pada bank

  3. Menilai kelansungan hidup perbankan di masa depan

  4. Menilai area masalah yang memungkinkan

On-site examination bisa dalam bermacam-macam bentuk :

  • Struktur dan ukuran Bank

  • Sumber daya yang tersedia

  • Kecanggihan

  • Pengetahuan

  • Dan pengalaman dari supervisor

Dalam sistem pengawasan yang masih belum begitu berkembang, proses pemeriksaan biasanya hanya menyediakan potret dari kondisi perbankan tanpa menilai risiko potensial dan ketersedian sistem pencegaha dan pengelolaan risiko potensial tersebut. On-site supervisio mulai dari transaksi bisnis dan berlanjut ke tingkat atas (bottom up). Kemudian pada akhirnya dari proses pemeriksaan tersebut akan menghasilkan sebuah kesimpulan kondisi keuangan dan performa perbankan.

Dalam sistem pengawasan yang sudah berkembang proses pemeriksaan biasanya mulai dari tingkat atas (top down) yang berfokus bagaimana bank menidentifikasi, mengukur, mengelola dan memonitor risiko. Titik mulai dari prosesnya dalah dari tujuan dan kebijakan yang terkait dengan manajemen risiko. Jadi mereka lebih fokus kepada sistem an manajemenya.

Konsolidasi pengawasan Bank

Klasifikasi kelembagaan di mana intermediasi keuangan beroperasi secara tradisional telah ditetapkan berdasarkan dominan instrumen keuangan atau jasa yang ditawarkan oleh perantara. Klasifikasi kelembagaan menunjuk otoritas pengaturan dan pengawasan untuk khusus lembaga dan perbaikan peraturan yang sesuai, misalnya, mengenai tingkat modal minimum, kecukupan modal, dan lainnya kehati-hatian persyaratan (misalnya, likuiditas dan uang tunai cadangan). Meningkatkan integrasi pasar keuangan mengaburkan perbedaan antara berbagai jenis lembaga keuangan dan menciptakan peluang bagi peraturan atau pengawasan arbitrase, yang pada akhirnya meningkatkan sistemik risk. sedangkan sempurna netralitas tidak mungkin atau bahkan perlu, pemerintah harus berusaha untuk tingkat medan sehubungan dengan pasar spesifik dan untuk mengurangi ruang untuk arbitrase peraturan. Dengan kata lain, ketika yang berbeda keuangan lembaga bersaing di pasar yang sama untuk tujuan yang sama, masing-masing peraturan harus memastikan kesetaraan kompetitif.

Lingkungan regulasi yang berpotensi memungkinkan untuk regulasi (atau pengawas) arbitrase display setidaknya satu dari fitur berikut:

  1. Filosofi peraturan yang tidak konsisten atau bertentangan untuk berbagai jenis
    lembaga keuangan.

  2. Kekurangan atau inkonsistensi dalam mendefinisikan risiko dan persyaratan kehati-hatian
    untuk berbagai jenis lembaga keuangan;

  3. Perbedaan dalam biaya mengatur lembaga keuangan yang berbeda.

  4. Kurangnya koordinasi antara otoritas pengaturan dan pengawasan di sektor keuangan.

Croos-Border Operation

Ekspansi internasional bank meningkatkan efisiensi baik pasar global dan nasional, tetapi dapat menciptakan kesulitan selama Proses pengawasan. Sebagai contoh, transaksi lintas batas dapat menyembunyikan masalah bank dari yang pengawas home country. praktek-praktek tertentu
oleh anak perusahaan dalam lingkungan yang kurang diatur mungkin tersembunyi dari
pengawas home country, tetapi pada akhirnya membuat kerugian yang dapat mengganggu
modal bank. Internasionalisasi dapat digunakan sebagai kendaraan untuk melarikan diri
regulasi dan pengawasan contoh, dengan mentransfer aset masalah dengan lingkungan peraturan kurang ketat atau ke daerah-daerah yang kurang efektif pengawasan. Oleh karena itu, bank-bank internasional aktif menjadi tantangan untuk otoritas pengawas.

Usaha koperasi yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua aspek internasional banking tunduk pada pengawasan yang efektif dan tindakan perbaikan terkoordinasi dengan baik. Responding kegagalan dari sejumlah besar, internasional bank aktif, Komite Basel memiliki mengeluarkan standar minimum untuk pengawasan mereka. Basel Concordat adalah berdasarkan prinsip-prinsip berikut:

  1. Sebuah otoritas yang mampu home country harus mengawasi secara internasional
    bank yang aktif dan kelompok perbankan secara konsolidasi.

  2. Penciptaan pembentukan perbankan lintas-perbatasan harus menerima persetujuan dari kedua otoritas pengawas home country dan host country. Pengaturan pengawasan bilateral tersebut harus ditentukan dalam memorandum kesepahaman yang ditandatangani oleh kedua pemerintah.

  3. Pengawas otoritas home country harus memiliki hak untuk mengumpulkan informasi mengenai pembentukan lintas-perbatasan bank dan kelompok perbankan yang mereka awasi. Koleksi oleh dan pertukaran informasi antara pemerintah harus dipandu oleh
    prinsip timbal balik dan informasi confidentiality. Confidential harus dijaga terhadap pengungkapan kepada pihak yang tidak sah.

  4. Jika supervisor host-country menentukan bahwa pengawasan home-country pengaturan tidak memenuhi standar minimum, mereka harus melarang operasi lintas-perbatasan atau memberlakukan tindakan pembatasan yang memenuhi standar mereka.

  5. Pengawas otoritas home country harus memberitahukan host-country kewenangan perubahan dalam langkah-langkah pengawasan yang memiliki signifikan bantalan pada operasi luar negeri bank bersangkutan.

Salah satu alasan utama mengapa pengawasan konsolidasi sangat penting adalah risiko kerugian merusak kepercayaan dan penularan yang meluas di luar tanggung jawab hukum. Karena pengaturan pengawasan dan teknik berbeda karena hukum, kelembagaan, sejarah, dan faktor lainnya, ada satu set
kriteria menetapkan meyakinkan apakah pengawasan konsolidasi adalah efektif atau tidak. Pada prinsipnya, pengawasan konsolidasi harus menilai semua risiko dijalankan oleh kelompok perbankan dimanapun terjadi, termasuk cabang dan anak perusahaan, perusahaan keuangan non-bank, dan afiliasi keuangan. Lebih khusus, pengawasan konsolidasi harus mendukung prinsip bahwa tidak ada operasi perbankan, dimanapun berada, harus melarikan diri pengawasan. Hal ini juga harus mencegah leveraging ganda modal dan memastikan bahwa semua risiko yang ditimbulkan oleh kelompok perbankan (di mana pun itu dipesan) dievaluasi dan dikendalikan secara global.

Pengawasan konsolidasi harus melampaui hanya konsolidasi dari rekening. Otoritas pengawas harus mempertimbangkan tepat sifat risiko dan merancang pendekatan yang tepat untuk mereka.
Akuntansi konsolidasi bahkan mungkin tidak pantas ketika sifat Risiko bervariasi misalnya, ketika risiko pasar berbeda dari pasar ke pasar. The offsetting risiko pasar selama proses konsolidasi akuntansi dapat mengakibatkan posisi eksposur risiko tidak akurat. risiko likuiditas harus dipertimbangkan terutama pada pasar dengan pasar atau mata uang dengan mata uang basic.

Pengawasan Konglomerat

Pengaturan pengawasan yang melibatkan konglomerat bahkan lebih kompleks. Sebuah kelompok keuangan internasional yang aktif di bidang perbankan, sekuritas, mendanai manajemen, dan asuransi dapat dikenakan sejumlah peraturan rezim dan diawasi oleh pihak berwenang di sejumlah negara.
Masalah yang terkait dengan konglomerat informasi, koordinasi, dan kepatuhan terhadap peraturan-hatian yang cukup kompleks satu negara lingkungan diperparah di internasional level, terutama ketika operasi melibatkan negara yang pasarnya berkembang.

Keuangan konglomerat mungkin memiliki berbagai bentuk dan struktur fitur, yang mencerminkan berbagai undang-undang dan tradisi. Aspek utama yang harus dipertimbangkan dalam pengawasan konglomerat adalah pendekatan keseluruhan untuk pengawasan, transparansi struktur kelompok, penilaian modal kecukupan, dan pencegahan gearing ganda. Selain itu, penyakit menular dan
efek eksposur intragrup dan pengobatan konsolidasi besar eksposur berperan karena perbedaan aturan paparan di bidang perbankan, sekuritas, dan asuransi.

Masalah pengawasan konsolidasi telah ditangani secara internasional oleh sekelompok tripartit yang terdiri dari wakil-wakil dari Basel Komite Pengawasan Perbankan dan kelompok kepentingan yang terlibat di kedua sekuritas dan sektor asuransi. Pernyataan bersama mereka pada pengawasan konglomerat menentukan berikut:

  1. Semua bank, perusahaan sekuritas, dan lembaga keuangan lainnya harus tunduk pada pengawasan yang efektif, termasuk yang berkaitan dengan modal.

  2. Kelompok keuangan secara geografis atau fungsional diversifikasi membutuhkan
    pengawasan konsolidasi dan arrangements. Cooperation pengawasan khusus dan arus informasi antara otoritas pengawas harus memadai dan bebas dari kedua hambatan nasional dan internasional.

  3. Transparansi dan integritas pasar dan pengawasan mengandalkan pelaporan yang memadai dan pengungkapan informasi.

Pernyataan bersama juga merekomendasikan konsolidasi berbasis akuntansi sebagai teknik yang tepat untuk menilai kecukupan modal homogen konglomerat. Proses ini memungkinkan untuk perbandingan lurus ke depan, menggunakan satu set prinsip-prinsip penilaian, dari jumlah aktiva konsolidasi dan kewajiban serta aplikasi, pada tingkat induk, kecukupan modal
aturan untuk konsolidasi figures. With berkaitan dengan konglomerat heterogen, kelompok direkomendasikan kombinasi dari tiga teknik: Batako yang Pendekatan kehati-hatian (dimana konsolidasi dilakukan sebagai berikut pengawasan solo oleh otoritas pengawas), agregasi berbasis risiko, dan berisiko berbasis pengurangan.

Pendekatan terbaik untuk pengawasan dan penilaian kecukupan modal masih luas diperdebatkan di kalangan internasional, sedangkan pengawasan masyarakat terus belajar dari pengalamannya.