Ustadz Ismail Yusanto: “Stop Berharap pada Kapitalisme”

| | , , , ,

Efek karambol akan terjadi. Ekonomi Indonesia diprediksi akan melambat tahun ini. “kita tahu, sebagian besar ekspor kita adalah dalam USD. Ini akan menjadi masalah, terjadilah penurunan pendapatan dari sisi USD karena menurunnya USD. Dampak itu akan segera dirasakan pada tahun ini”, kata juru Bicara HTI Ustadz Ismail Yusanto.

Oleh karena itu, menurut HTI, perlu ada alat pembayaran yang fixed nilainya, tidak mudah terdepresiasi ketika terjadi krisis seperti beberapa tahun ini. Dalam “Muslim Entrepreneur Forum 2012”, HTI kembali menghimbau penerapan syariah dalam setiap sendi kehidupan bisnis dan kehidupan lainnya. Dalam kehidupan bisnis, HTI konsisten menyuarakan pemakaian dinar dirham sebagai alat tukar. Berikut wawancara Sharing dengan salah satu tokoh kunci HTI ini.

Seberapa penting kita memerlukan dinar dirham sebagai alat tukar?

IY : Inilah pentingnya, kita memiliki alat pembayaran yang fixed, yang nilai nominalnya dintentukan oleh nilai intrinsiknya, yaitu Dinar. Inilah solusi bagi masalah ekonomi kita. Begitu harga USD naik, harga emas naik. Ketika inflasi terjadi, harga barang-barang naik, harga emas naik, proses pemiskinan tidak akan terjadi karena kita pegang Dinar. Kemampuan membayar kita keluar negeri juga tetap kuat, impor bahan-bahan baku tidak terpengaruh. Kedua, yang penting untuk diubah juga adalah tatanan global, baik ekonomi maupun politik. Tatanan yang saat ini sangat kapitalistik menurut kami sudah saatnya untuk diubah menjadi tatanan Khilafah. Dengan begitu, kita akan menjadi yang terbesar dan yang terkuat., karena kita kuat secara ekonomi. Kalaupun ada krisis yang bersifat natural, mungkin hanya demand yang naik atau suplai barang yang menurun terkait perdagangan luar negeri. Yang terjadi saat ini adalah krisis yang sistemik, kita harus memiliki sistem ekonomi baru. Stop berharap kepada kapitalisme, stop percaya kepada berhala kapitalisme, karena kapitalisme hanya akan menguras kantong kita. Target jangka pendek kami, umat menjadi sadar bahwa kita perlu Khilafah.

Baik, ini sifatnya gerakan moral?

IY: Bukan, ini gerakan politik. Gerakan politik ‘kan tidak harus via parlemen. Contohnya gerakan Arab Spring misalnya, dan itu lebih dahsyat daripada gerakan di parlemen. Yang kami dorong adalah perubahan sistem politik, melalui proses penyadaran, dengan harapan, masyarakat akan menuntut perubahan ke arah Islam yang kemudian dibantu oleh mereka yang memiliki kekuatan, misalnya militer. Ini menjadi gerakan yang revolutif.

IY: Anda katakan, berhentilah berharap kepada kapitalisme, contoh kongkritnya?

Kita berharap kesejahteraan, sementara masih menggunakan uang kertas, masih di sistem perbankan ribawi, kekayaan kita akan tetap tersedot. Katakanlah meskipun inflasi masih di bawah 2 digit, kekayaan Anda akan tersedot dalam 10 tahun, maka solusinya adalah harus ke Ekonomi Syariah.


Sumber Pustaka : Sharing Edisi 63 Halaman 59

Tinggalkan komentar