Ada sebuah idiom berbahasa Inggris yang berbunyi Taken for Granted. Sebuah idiom yang memiliki arti kira-kira seperti; sesuatu menjadi biasa saja karena memang sudah biasa. Kalimat tersebut sebenarnya mudah dimengerti tetapi sulit dijabarkan dengan kata-kata yang tepat, sehingga pengertian taken for granted itu sendiri dapat dimaknai sesuai apa yang dipikirkan masing-masing individu.
Intinya, taken for granted mengarah pada hal-hal yang dianggap tidak penting, biasa saja dalam kehidupan sehari-hari atau bermasyarakat, karena memang sudah terlalu biasa kita menjalaninya. Padahal, ketika hal tersebut tidak ada, atau tiba-tiba hilang dari kita, bisa jadi kehidupan kita tidak akan seindah biasanya.
Merenungi Pengertian Taken for Granted Secara Mendalam dalam Kehidupan
Sekarang pertanyaannya adalah apakah kita memiliki sifat yang mengarah pada taken for granted? Jika iya, apakah kita menyadarinya?
Mari pikirkan baik-baik, sesuatu hal sederhana yang sering sekali orang-orang sepelehkan padahal hal tersebut sangat fatal bagi kehidupan kita. Ambil satu contoh saja, bernapas.
A. Taken for Granted dengan Pencipta Kita
Setiap makhluk hidup harus bernapas supaya dia tetap hidup, ketika napas itu tidak ada lagi berarti makhluk tersebut dikatakan sudah mati. Namun, sering kali proses yang satu ini terabai begitu saja. Mengapa? Karena kita sudah terlalu biasa untuk bernapas.
Mulai dari bayi sampai di umur kita yang setua ini, bernapas adalah kegiatan rutin yang sama sekali tidak pernah ditinggalkan. Bahkan sedetik pun tak pernah ditinggalkan. Saat tiba-tiba saja kita mengalami kesulitan napas, barulah kita menyadari bahwa bernapas adalah hal krusial, sangat penting, dan merupakan pokok kehidupan.
Padahal, sebenarnya kita pun tahu bahwa bernapas adalah hal yang penting. Kita memiliki pengetahuan tentang semua itu. Namun, karena merasa sudah terlalu ahli, sudah cukup tahu, kita pun jadi cenderung mengabaikannya. Tidak peduli lagi.
B. Taken for Granted dengan Orang Lain
Inilah mengapa, ketika dalam hati dan pikiran kita tertanam perilaku taken for granted, kita cenderung abai untuk bersyukur. Untuk mencari tahu lebih detail, atau menguliknya lebih dalam untuk mencari tahu hal-hal yang sebenarnya banyak tidak kita ketahui.
Bukan hanya dalam hal-hal kecil, dalam hubungan berkeluarga, pertemanan, dan sosial, perilaku taken for granted juga memicu jarak. Membuat yang awalnya dekat menjadi jauh.
Contoh kecilnya adalah sikap Anda pada teman Anda. Misalnya, Anda adalah seorang siswa di suatu kelas. Teman Anda banyak dan Anda menjadi pusat perhatian dari teman-teman yang lain. Berteman adalah hal yang biasa bagi Anda, sehingga Anda sering abai dengan kondisi teman-teman Anda sendiri.
Sebanyak apa pun teman Anda, maka teman tersebut hanya akan datang dan pergi, lama-lama hanya menjadi kenalan. Saat Anda sadar, ternyata Anda tidak memiliki satu pun teman dekat. Mengapa? Karena Anda menganggap mendapat teman adalah hal biasa, bukan hal penting yang harus dipikirkan baik-baik.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, perilaku taken for granted adalah penghambat nomer satu. Sebab, seseorang jadi menyepelekan hal yang dianggap kecil dan tidak ingin
Artikel Lanjutan: